LAPORAN
LENGKAP
Nama :
Nur Winda Sari
Kelas/Nis : XII.C / 114717
Kelompok : C2.2
Tanggal Mulai : 3 Maret 2014
Tanggal Selesai :
3 Maret 2014
Judul Penetapan :
Penentuan pH pupuk TSP, Urea dan ZA
Tujuan Penetapan : Untuk mengetahui pH pupuk TSP, Urea dan ZA
Tujuan Penetapan : Untuk mengetahui pH pupuk TSP, Urea dan ZA
Dasar Prinsip
:
Dengan mengukur konsentrasi
H+/OH- dalam pupuk yang dilarutkan dengan air dapat
diketahui tingkat keasaman atau tingkat basa dari pupuk yang
dianalisis tersebut. Pengukuran dapat menggunakan kertas pH.
Landasan Teori
:
Pupuk didefinisikan
sebagai material yang ditambahkan ketanah atau tajuk tanaman dengan tujuan
untuk melengkapi katersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal adalah
kotoran hewan, sisa pelapukan tanaman dan arang kayu. Pemakaian pupuk kimia
kemudian berkembang seiring dengan ditemukannyadeposit garam kalsium di
Jerman pada tahun 1839.
Dalam pemilihan pupuk
perlu diketahui terlebih dahulu jumlah dan jenis unsur hara yang dikandungnya,
serta manfaat dari berbagai unsur hara pembentuk pupuk tersebut. Setiap kemasan
pupuk yang diberi label yang menunjukkan jenis dan unsur hara yang
dikandungnya. Kadangkala petunjuk pemakaiannya juga dicantumkan pada
kemasan.karena itu, sangat penting untuk membaca label kandungan pupuk sebelum
memutuskan untuk membelinya. Selain menentukan jenis pupuk yang tepat, perlu
diketahui juga cara aplikasinya yang benar, sehingga takaran pupuk yang
diberikan dapat lebih efisien. Kesalahan dalam aplikasi pupuk akan berakibat
pada terganggunya pertumbuhan tanaman. Bahkan unsur hara yang dikandung oleh
pupuk tidak dapat dimanfaatkan tanaman.
v Penggolongan
Pupuk
Pupuk digolongkan
menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik adalah
pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah melalui proses
pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai. Contohnya adalah pupuk kompos
dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari sisa-sisa tanaman, dan pupuk
kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik mempunyai komposisi
kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut
rendah. Sesuai dengan namanya, kandungan bahan organik
pupuk ini termasuk tinggi.
Pupuk anorganik atau
pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu
berbagai bahan kimia sehingga memiliki prosentase kandungan hara
yang tinggi. Menurut jenis unsur hara yang dikandungnya, pupuk anorganik
dapat dibagi menjadi dua yakni pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pada pupuk
tunggal, jenis unsur hara yang dikandungnya hanya satu macam. Biasanya berupa
unsur hara makro primer, misalnya urea hanya mengandung unsur
nitrogen.
Pupuk majemuk adalah
pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur hara.Penggunaan pupuk ini
lebih praktis karena hanya dengan satu kali penebaran, beberapa jenis unsur
hara dapat diberikan. Namun, dari sisi harga pupuk ini lebih mahal. Contoh
pupuk majemuk antara lain diamonium phospat yang mengandung
unsur nitrogen dan fosfor.
Menurut cara
aplikasinya, pupuk buatan dibedakan menjadi dua yaitu pupuk daun dan pupuk
akar. Pupuk daun diberikan lewat penyemprotan pada daun tanaman. Contoh pupuk
daun adalah Gandasil B dan D, Grow More, dan Vitabloom. Pupuk akar diserap
tanaman lewat akar dengan cara penebaran di tanah. Contoh pupuk akar adalah
urea, NPK, dan Dolomit.
Menurut cara
melepaskan unsur hara, pupuk akar dibedakan menjadi dua yakni pupuk fast
release dan pupuk slow release. Jika pupuk fast release ditebarkan ke tanah
dalam waktu singkat unsur hara yang ada atau terkandung langsung dapat
dimanfaatkan oleh tanaman. Kelemahan pupuk ini adalah terlalu cepat habis,
bukan hanya karena diserap oleh tanaman tetapi juga menguap atau tercuci oleh
air. Yang termasuk pupuk fast release antara lain urea, ZA dan KCL.
Pupuk slow release
atau yang sering disebut dengan pupuk lepas terkendali (controlled release)
akan melepaskan unsur hara yang dikandungnya sedikit demi sedikit sesuai dengan
kebutuhan tanaman. Dengan demikian, manfaat yang dirasakan dari satu kali
aplikasi lebih lama bila dibandingkan dengan pupuk fast release. Mekanisme ini
dapat terjadi karena unsur hara yang dikandung pupuk slow release dilindungi
secara kimiawi dan mekanis.
Perlindungan secara
mekanis berupa pembungkus bahan pupuk dengan selaput polimer atau selaput yang
mirip dengan bahan pembungkus kapsul. Contohnya, polimer coated urea dan sulfur
coated urea. Perlindungan secara kimiawi dilakukan dengan cara mencampur bahan
pupuk menggunakan zat kimia, sehingga bahan tersebut lepas secara terkendali.
Contohnya Methylin urea, Urea Formaldehide dan Isobutilidern Diurea. Pupuk
jenis ini harganya sangat mahal sehingga hanya digunakan untuk tanaman-tanaman
yang bernilai ekonomis tinggi.
Alat &
Bahan :
ð Alat :
· Tabung
Reaksi
· Pengaduk
· Kertas
Universal
ð Bahan :
o Pupuk
Urea
o Pupuk
ZA
o Pupuk
TSP
o Air
Cara Kerja :
1. Memasukkan
contoh pupuk dalam tabung reaksi.
2. Melarutkan
dengan air dengan perbandingan contoh dan air (1 : 10).
3. Memerika
pH larutan atau suspensi diperiksa dengan kertas pH atau pH meter.
Pengamatan
:
v pH pada pupuk
urea : 8
v pH pada pupuk
ZA :
7
v pH pada pupuk
TSP : 5
Kesimpulan :
Dari hasil pengamatan
dan perhitungan dapat disimpulkan bahwa pH pada pupuk urea = 8, pH pada
pupuk ZA = 7, pH pada pupuk TSP = 5
Daftar Pustaka
:
Novizan. 1999.
Pemupukan Yang Efektif. Makalah Pada Kursus Singkat Pertanian. PT Mitratani
Mandiri Perdana. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar