Sabtu, 14 Desember 2013

Penentuan Kadar Eugenol Dalam Minyak Cengkeh


Nama          : Nur Winda Sari
Nis              : 114717 
Kelas           : XII.C 
Kelompok    : C2.2 
Tanggal       : 02 Desember 2013 
Judul Penetapan : Penentuan Kadar Eugenol Dalam Minyak Cengkeh

Tujuan Penetapan : 
1) Memisahkan kadar Eugenol yang terkandung dalam sampel
2) Menentukan Kadar Eugenol dalam sampel

Dasar Prinsip        :
                 
  Eugenol sebagai molekul terpen dalam sampel tidak mengamali penyabunan seperti asam lemak / minyak ( saponifikasi ), akan terpisah dari campuran dan dapat ditentukan kada eugenolnya.

         Reaksi                  :




        Landasan Teori    :

Minyak Atsiri merupakan suatu minyak yang mudah menguap (volatile oil) biasanya terdiri dari senyawa organik yang bergugus alkohol, aldehid, keton dan berantai pendek. Minyak atsiri dapat diperoleh dari penyulingan akar, batang, daun, bunga, maupun biji tumbuhan, selain itu diperoleh juga terpen yang merupakan senyawaan hidrokarbon yang bersifat tidak larut dalam air dan tidak dapat disabunkan. Beberapa contoh minyak atsiri yaitu minyak cengkeh, minyak sereh, minyak kayu putih, minyak lawang dan dan lain-lain.
Penetapan yang dilakukan dalam praktikum ini ialah:
1.    Penetapan kadar eugenol dalam minyak cengkeh
Minyak atsiri yang dihasilkan dari tumbuh-tumbuhan cengkeh. Sebagian besar Eugenol. Eugenol termasuk golongan Fenol, sehingga dapat disabunkan oleh NaOH membentuk garam. Natrium eugenolat yang larut dalam air. Dengan melakukan penyabunan minyak cengkeh pada alat labu Cassia yang berskala pada lehernya, karena terpen tidak dapat disabunkan dan tidak larut dalam air, maka volume terpen bisa diketahui. Volume minyak eugenol dapat diketahui dari selisih anatara volume minyak cengkeh dikurangi volume terpen.
1.    Penetapan kadar sitronellal dalam minyak sereh
Minyak sereh diperoleh dari hasil penyulingan batang atau akar tumbuhan sereh. Minyak sereh merupakan sumber geraniol dan sitronellal. Mutu minyak sereh ditentukan oleh kandungan kedua komponen tersebut terutama sitronellal. Sitronellal termasuk golongan alkanal. Sehingga dapat ditetapkan dengan Metode Asidimetri, dimana sitronellal direaksikan dengan hidroksilamin-HCl akan membebaskan HCl, lalu HCl  direaksikan dengan KOH-alkohol berlebih, maka kelebihan KOH-alkohol akan dititar oleh HCl. Dengan dilakukan blanko, maka kadar sitronellal dapat diketahui.


Metode Ekstraksi Pelarut

Ekstraksi pelarut adalah metode pemisahan yang didasarkan pada kelarutan dua jenis pelarut yang tidak saling campur, misalnya benzena, karbon teta klorida atau kloroform. Batasan dari ekstraksi pelarut adalah dapat di transforkannya zat terlarut pada jumlah yang berbeda dalam kedua fase terklorat. Bila dalam suatu sistem terdapat dua lapisan cairan yang tidak dapat bercampur dan kemudian dimasukkan senyawa yang lain, maka senyawa tersebut akan terdistribusi dalam dua lapisan cairan tersebut. Menurut hukum distribusi Nerst, jika C1 adalah konsentrasi zat terlarut dalam fase I dan C2 adalah konsentrasi zat terlarut dalam fase 2, maka perbandingan senyawa baru yang terdapat dalam larutan 1 dan 2 adalah:
K = C1/C2, dengan K = tetapan distribusi

Proses ekstraksi pelarut berlangsung tiga tahap, yaitu:
1.        Pembentukan kompleks tak bermuatan yang merupakan golongan ekstraksi.
2.         Distribusi dari kompleks yang tereksitasi.
3.         Interaksinya yang mungkin dalam fase organik

Hasil ekstraksi yang baik diperoleh jika jumlah ekstraksi yang dilakukan berulang kali dengan jumlah pelarut sedikit demi sedikit. Ekstraksi pertahap baik digunakan jika perbandingan distribusi besar. Alat yang digunakan pada ekstraksi ini adalah corong pemisah ( Underwood, 1986 ).

      Alat / Bahan           :
Alat :
  • Pipet volume 10 mL
  • Labu cassia 100 mL
  • Gelas ukur
  • Waterbath
  • Timer


    Bahan :
  • Minyak cengkeh
  • NaOH


        Cara Kerja       :


1.           Dipipet teliti contoh 10 ml ke dalam labu Cassia.
2.           Ditambahkan 35 ml NaOH 1 N.
3.           Dihomogenkan selama 5 menit.
4.           Setelah itu dipanaskan di atas penangas air selama 10 menit.
5.           Ditambahkan NaOH 1 N hingga lapisan eugenol berada di dalam skala labu cassia.
6.           Didiamkan semalaman dan dicatat volume eugenolnya.

Pengamatan :

·         volume terpen : 8,10 ml
·         volume sampel : 10 ml
perhitungan :


Kadar eugenol                    =     Volume Terpen   x 100 %
                                                   Volume Sample
                                        =    8,10 ml    X  100%
                                                    10 ml

                                        =     81 %

Kesimpulan     :

Dari hasil pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Kadar Eugenol dalam sample Minyak Cengkeh adalah sebesar 81%

Daftar Pustaka   :


                                           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar