Nama : Nur Winda Sari
Kelas/Nis : XII.C /114717
Kelompok : C2.2
Tanggal Mulai : 02 Desember 2013
Tanggal Selesai : 02 Desember 2013
Judul Penetapan :
Kadar Karbohidrat Dalam Sample Mie Instan
Dasar
Prinsip :
Prinsip kerja kedua cara ini adalah hidrolisis pasti oleh asam menjadi gula pereduksi .Pada Penetapan cara luff dipakai pereduksi garam Cu kompleks,dimana glukosa yang bersifat pereduksi akan mereduksi Cu2+ menjadi Cu+ atau CuO direduksi menjadi Cu2O yang berwarna merah bata.Kemudian Kelebihan CuO ditetapkan dengan cara Iodometri dengan menetapkan blanko,maka volume (ml) tio yang dibutuhkan untuk menitar kelebihan Cu2+ dapat diketahui.Selisih volume tio blanko sampel setara dengan jumlah mg glukosa yang terdapat dalam sampel.
Reaksi :
(C6H10O5)n
+ nH2O nC6H12O6
C6H12O6 +
2CuO Cu2O
+ C5H11O5 + COOH
Sisa
CuO + 2KI + H2SO4
CuI2 + K2SO4 +
H2O
Cu2I2
C2I2 + I2
I2 +
Na2S2O3 2NaI + Na2S4O6
Landasan
Teori :
Karbohidrat
merupakan persenyawaan antara karbon, hidrogen dan oksigen yang terbentuk di
alam dengan rumus umum Cn(H2O)n. Melihat rumus empiris tersebut,
maka senyawa ini dapat diduga sebagai ”hidrat dari karbon”, sehingga disebut
karbohidrat. Rumus empiris seperti itu tidak hanya dimiliki oleh karbohidrat
melainkan juga oleh hidrokarbon seperti asam asetat. Oleh karena itu suatu
senyawa termasuk karbohidrat tidak hanya ditinjau dari rumus empirisnya saja, tetapi
yang paling penting ialah rumus strukturnya. Dari rumus struktur akan terlihat
bahwa ada gugus fungsi penting yang terdapat pada molekul karbohidrat yaitu
gugus fungsi karbonil (aldehid dan keton). Gugus-gugus fungsi itulah yang
menentukan sifat senyawa tersebut. Berdasarkan gugus yang ada pada molekul
karbohidrat, maka senyawa tersebut didefinisikan sebagai polihidroksialdehida
dan polihidroksiketon (Tim Dosen Kimia, 2011).
Karbohidrat
adalah polihidroksi aldehid/keton dengan rumus empirik (CH2O)n.
Karbohidrat digolongkan sebagai monosakarida atau gula (satu unit
aldehida/keton); oligosakarida (beberapa unit monosakarida); dan polisakarida,
molekul besar linear atau bercabang yang mengandung banyak unit mosakarida.
Monosakarida atau gula sederhana memiliki satu unit aldehida atau keton.
Golongan ini juga mempunyai sedikitnya satu atom karbon asimetrik, dan
karenanya terdapat dalam bentuk stereoisomer. Gula yang paling banyak terdapat
di alam, seperti ribose, glukosa, fruktosa dan monosakarida adalah rangkaian
gula D. Gula sederhana dengan 5 atau lebih atom karbon dapat berada dalam
bentuk cincin-tertutup hemiasetal, sebagai furanosa (cincin beranggota-lima)
atau piranosa (cincin beranggota-enam). Furanosa dan piranosa terdapat dalam
proses mutarotasi. Gula yang dapat mereduksi senyawa oksidator disebut gula
pereduksi (Lehninger, 1997).
Karbohidrat adalah zat organik utama yang terdapat dalam
tumbuh-tumbuhan dan biasanya mewakili 50 sampai 75 persen dari jumlah bahan
kering dalam bahan makanan ternak. Karbohidrat sebagian besar terdapat dalam
biji, buah dan akar tumbuhan. Zat tersebut terbentuk oleh proses fotosintesis,
yang melibatkan kegiatan sinar matahari terhadap hijauan daun. Hijauan daun
merupakan zat fotosintetik aktif pada tumbuh-tumbuhan. Zat tersebut merupakan
molekul yang rumit dengan suatu struktur yang serupa dengan struktur
hemoglobin, yang terdapat dalam darah hewan. Hijauan daun mengandung magnesium
: hemoglobin mengandung besi. Lebih terperinci lagi, karbohidrat dibentuk dari
air (H2O) berasal dari tanah, karbondioksida (CO2)
berasal dari udara dan energi berasal dari matahari. Suatu reaksi kimiawi
sederhana yang memperlihatkan suatu karbohidrat (glukosa) disintesis oleh
fotosintesis dalam tumbuh-tumbuhan adalah sebagai berikut (Lakitan, 2007):
6CO2 + 6H2O + 673 cal —-> C6H12O6
+ 6 O2
Karbohidrat
adalah senyawa yang menyimpan energi kimia yang juga merupakan sumber energi
utama bagi makhluk hidup. Pada hewan dan manusia energi tersebut disimpan dalam
bentuk glikogen sedangkan pada tumbuhan dalam bentuk pati. Selain itu,
karbohidrat dapat disimpan dalam bentuk selulosa, hemiselulosa, pektin, khitin,
dan lignin yang merupakan kerangka makhluk hidup (misalnya; selulosa yang
terdapat pada dinding sel hewan berperan sebagai komponen utama dinding sel
tumbuhan, dan peptidoglikan terdapat di dinding sel bakteri). Secara umum,
karbohidrat digolongkan menjadi tiga yaitu monosakarida, oligosakarida, dan
polisakarida. Namun, seringkali oligosakarida digolongkan ke dalam polisakarida
(Anonim, 2011)
Berdasarkan jumlah monomer pembentuk suatu karbohidrat maka dapat dibagi
atas tiga golongan besar yaitu monosakarida, disakarida dan polisakarida.
Istilah sakarida berasal dari bahasa latin dan mengacu pada rasa manis senyawa
karbohidrat sederhana. Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat
dihidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana (Tim Dosen Kimia, 2011).
Karbohidrat sederhana dapat dipandang sebagai polihidroksi aldehida dan
keton. Karbohidrat yang paling sederhana adalah monosakarida. Bila suatu gula
mempunyai gugus aldehid, gula tersebut merupakan suatu aldosa. Namun, bila gula
tersebut mempunyai gugus keto, gula tersebut merupakan suatu ketosa. Suatu
monosakarida dikenali dari jumlah atom karbon yang dikandungnya. Monosakarida
yang paling banyak dijumpai dalam makanan kita adalah heksosa yaitu glukosa dan
fruktosa (Bresnick, 1994).
Kerangka monosakarida berupa rantai karbon berikatan tunggal yang tidak
bercabang. Satu diantara atom karbon berikatan ganda terhadap suatu atom
oksigen, membentuk gugus karbonil; masing-masing atom karbon lainnya berikatan
dengan gugus hidroksil. Berdasarkan gugus fungsi inilah monosakarida
digolongkan menjadi dua jenis yaitu aldosa dan ketosa. Suatu monosakarida
disebut aldosa jika gugus karbonilnya berada pada ujung rantai karbon, dan
disebut ketosa jika gugus karbonnya berada pada tempat lain. Contoh
monosakarida yang sering dijumpai adalah heksosa (Lakitan, 2007).
D-Glukosa, suatu aldoheksosa
D- Fruktosa, suatu ketoheksosa
Rumus umum monosakarida sesuai dengan nama karbohidrat
yaitu (CH2O)n, di mana jumlah n sesuai dengan
jumlah atom karbon yang dimiliki. Berdasarkan jumlah atom karbon tersebut,
monosakarida dibagai menjadi beberapa bagian yaitu, triosa (C3H6O3),
tetrosa (C4H8O4), pentosa (C5H12O5),
heksosa (C6H12O6), dan heptosa (C7H12O7)
(Campbell, dkk, 2002).
D-glukosa adalah monosakarida yang paling umum dan mungkin merupakan
senyawa organik yang paling banyak terdapat di alam. Senyawa ini terdapat bebas
dalam darah (gula darah) dan berbagai cairan tubuh lainnya dan dalam cairan
tanaman (gula anggur), serta merupakan komponen monosakarida utama dari banyak
oligosakarida dan polisakarida. Glukosa langsung digunakan oleh tubuh. Glukosa
didapat secara niaga dengan cara hidrolisis pati diikuti dengan kristalisasi
dari larutan dalam air. Filtrat yang tinggal yang dikenal sebagai tetes,
terdiri dari kira-kira 65% D-glukosa dan 35% disakarida dan oligosakarida lainnya (Pine, dkk.,
1988).
Selain
glukosa, fruktosa dan galaktosa juga jenis monosakarida. fruktosa adalah suatu
ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kiri karenanya
disebut juga levulosa. Fruktosa mempunyai rasa yang lebih manis daripada
glukosa, juga lebih manis daripada gula tebu atau sukrosa. Pada umumnya
monosakarida dan disakarida mempunyai rasa manis. Fruktosa dapat dibedakan dari
glukosa dengan pereaksi seliwanoff dalam asam HCl. Galaktosa jarang terdapat
bebas di alam dan biasanya terdapat dalam bentuk laktosa. Rasanya kurang manis
dan kurang larut dalam air. Galaktosa mempunyai sifat memutar bidang cahaya
terpolarisasi ke kanan (Poedjiadi, 1994).
Senyawa
yang termasuk disakarida adalah sukrosa, laktosa, dan maltosa. Sukrosa ialah
gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang berasal dari tebu maupun dari bit.
Sukrosa juga terdapat pada tumbuhan lain, misalnya buah nanas dan dalam wortel.
Dengan hidrolisis, sukrosa akan terpecah dan menghasilkan glukosa dan fruktosa.
Molekul sukrosa tidak mempunyai gugus aldehida atau keton bebas, atau tidak
mempunyai gugus –OH glikosidik. Sukrosa mempunyai sifat memutar cahaya
terpolarisasi ke kanan. Laktosa merupakan gabungan dari galaktosa dan glukosa.
Dalam susu terdapat laktosa yang sering disebut gula susu. Dibandingkan
terhadap glukosa, laktosa mempunyai rasa yang kurang manis. Maltosa juga
merupakan disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa. Maltosa larut
dalam air dan mempunyai rasa yang lebih manis daripada laktosa, tetapi tetap
kurang manis daripada sukrosa. Maltosa merupakan hasil antara dalam proses
hidrolisis amilum dengan asam maupun dengan enzim (Poedjiadi, 1994).
Amilum
merupakan salah satu jenis polisakarida yang terdapat banyak di alam, yaitu
pada sebagian besar tumbuhan. Amilum atau dalam bahasa sehari-hari sering
disebut pati terdapat pada umbi, daun, batang dan biji-bijian. Batang pohon
sagu mengandung pati yang setelah dikeluarkan dapat dijadikan bahan makanan.
Umbi yang terdapat pada ubi jalar atau akar pada ketela pohon atau singkong
mengandung pati yang cukup banyak, sebab ketela pohon tersebut selain dapat
digunakan sebagai makanan sumber karbohidrat, juga digunakan sebagai bahan baku
dalam pabrik tapioka. Butir-butir pati apabila diamati dengan menggunakan
mikroskop, ternyata berbeda-beda bentuknya, tergantung dari tumbuhan apa pati
tersebut diperoleh. Bentuk butir pati pada kentang berbeda dengan yang berasal
dari terigu atau beras (Poedjiadi, 1994).
Komposisi pati pada umumnya terdiri dari amilopektin sebagai bagian
terbesar dan sisanya amilosa. Adanya informasi mengenai komposisi pati
diharapkan dapat menjadi data pendukung dalam menentukan jenis produk yang akan dibuat dari pati atau tepung talas. Penelitian pada 71
sampel umbi talas yang diambil dari
negara Fiji, Samoa Barat dan Kepualauan Solomon, diperoleh kadar pati
rata-rata sebesar 24,5% dan serat sebesar 1,46% (Hartati & Prana, 2003).
Banyak cara yang dapat digunakan untuk menentukan banyaknya karbohidrat
dalam suatu bahan yaitu antara lain dengan cara kimiawi, cara fisik, cara
enzimatik dan cara kromatografi. Penentuan karbohidrat polisakarida maupun
oligosakarida memerlukan perlakuan pendahuluan yaitu hidrolisa terlebih dahulu
sehingga diperoleh monosakarida. Untuk keperluan ini maka bahan dihidrolisa
dengan asam atau enzim pada suatu keadaan yang tertentu (Sudarmadji, dkk.,
1996).
Pengujian
karbohidrat didasarkan pada sifat mereduksi gula, seperti glukosa, galaktosa,
dan fruktosa (kecuali sukrosa karena tidak memiliki gugus aldehid). Fruktosa
meskipun tidak memiliki gugus aldehid, namun memiliki gugus alfa hidroksi
keton, sehingga tetap dapat bereaksi. Dalam metode kimia ini ada dua (2) macam
cara yaitu (Lehninger, 1982) :
1.
Titrasi
Untuk cara yang pertama ini dapat
melihat metode yang telah distandarisasi oleh BSN yaitu pada SNI cara uji
makanan dan minuman nomor SNI 01-2892-1992.
2. Spektrofotometri
Adapun untuk cara yang kedua ini
menggunakan prinsip reaksi reduksi CuSO4 oleh gugus karbonil pada
gula reduksi yang setelah dipanaskan terbentuk endapan kupru oksida (Cu2O)
kemudian ditambahkan Na-sitrat dan Na-tatrat serta asam fosfomolibdat sehingga
terbentuk suatu komplek senyawa berwarna biru yang dapat diukur dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 630 nm.
Alat Dan Bahan :
Alat
Erlenmeyer 300ml
Buret
Pipet volume
Pipet tetes
Neraca digital
Gelas piala
Corong
Statip
Pengaduk
Bahan
Indikator PP
H2SO4
Sample mie instan
NaOH
NaOH
KI
30%
Tio
0,0593
Aquadest
Larutan
luff
Kertas
saring
Cara Kerja :
·
Ditimbang
3 g sampel mie instan ke dalam Erlenmeyer asah 250 ml
·
Ditambahkan
25ml H2SO4 1,25%
·
Erlenmeyer
dihubungkan dengan pendingin tegak
·
Di
didihkan diatas penangas air selama ±1,5-2 jam
·
Di
dinginkan dan dimasukkan seluruhnya kedalam labu ukur 250ml
·
Dinetralkan
dengan NaOh 3,25% menggunakan indicator PP kemudian di tepatkan sampai tanda garis dan di saring
·
Di pipet
10ml hasil saringan, kemudian dimasukkan kedalam Erlenmeyer asah, ditambahkan
25ml larutan luff dan 15 ml aquadest
·
Dididihkan
memakai pendingin tegak selama 10menit
·
Larutan
didinginkan dan ditambahkan 10ml KI 30% dan 25ml H2SO4 25% melalui dinding
Erlenmeyer
·
Dititar
dengan larutan Tio 0,0922 N hingga titik akhir, sebagai penunjuk digunakan
larutan kanji
·
Blanko di
tetapkan seperti diatas.
Pengamatan :
Bobot Sample : 3,0178 gram
Volume Penitar : 12,00 ml
(contoh)
Volume Penitar : 22,40 ml
(blanko)
N.Tio
: 0,0922
Perhitungan :
I.
Vt = Vt Blanko – Vt sample
=
22,40ml – 12,00ml
= 10,40 ml
Daftar
Pustaka :
Anonim, 2011, Karbohidrat (online), http://id.wikipedia.org/wiki/karbohidrat,
diakses tanggal 12 Oktober 2011 pukul 20.04 WITA.
Bresnick, S. D., 1994, Intisari Kimia Organik,
Lippincott Williams & Wilkins Inc. USA, 69.
Campbell,
N.A., Jane, B.R., Mitchell, L.G., 2002, Biologi
Edisi kelima Jilid I, Erlangga, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar