Nama : Nur Winda Sari
Kelas : XII.C
Nis : 114717
Kelompok : C2.2
Tanggal
Mulai : 02 Desember 2013
Tanggal
Selesai : 02 Desember 2013
Judul
Penetapan : Penetapan Bilangan Peroksida Dalam Sampel
Minyak Goreng
Tujuan
Penetapan : Untuk mengetahui bilangan peroksida dalam
sampel minyak goreng
Dasar Prinsip :
Bilangan peroksida sebagai
jumlah asam lemak teroksida, ditentukan berdasarkan jumlah iodida (I2)
yang terbentuk dari reaksi peroksida dalam minyak ion iodine (I) yang sebanding
dengan kadar peroksida sampel.
Landasan Teori :
Bilangan peroksida adalah indeks jumlah lemak atau minyak yang telah mengalami oksidasi Angka peroksida sangat penting untuk identifikasi tingkat oksidasi minyak. Minyak yang mengandung asam- asam lemak tidak jenuh dapat teroksidasi oleh oksigen yang menghasilkan suatu senyawa peroksida. Cara yang sering digunakan untuk menentukan angka peroksida adalah dengan metoda titrasi iodometri. Penentuan besarnya angka peroksida dilakukan dengan titrasi iodometri
Salah satu parameter penurunan mutu minyak goreng adalah
bilangan peroksida
Pengukuran
angka peroksida pada dasarnya adalah mengukur kadar peroksida dan
hidroperoksida yang terbentuk pada tahap awal reaksi oksidasi lemak. Bilangan
peroksida yang tinggi mengindikasikan lemak atau minyak sudah mengalami
oksidasi, namun pada angka yang lebih rendah bukan selalu berarti menunjukkan
kondisi oksidasi yang masih dini. Angka peroksida rendah bisa disebabkan laju
pembentukan peroksida baru lebih kecil dibandingkan dengan laju degradasinya
menjadi senyawa lain, mengingat kadar peroksida cepat mengalami degradasi dan
bereaksi dengan zat lain Oksidasi lemak oleh oksigen terjadi secara spontan
jika bahan berlemak dibiarkan kontak dengan udara, sedangkan kecepatan proses
oksidasinya tergantung pada tipe lemak dan kondisi penyimpanan. Minyak curah
terdistribusi tanpa kemasan, paparan oksigen dan cahaya pada minyak curah lebih
besar dibanding dengan minyak kemasan. Paparan oksigen, cahaya, dan suhu tinggi
merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi oksidasi. Penggunaan suhu tinggi
selama penggorengan memacu terjadinya oksidasi minyak. Kecepatan oksidasi lemak
akan bertambah dengan kenaikan suhu dan berkurang pada suhu rendah.
Peroksida terbentuk pada tahap inisiasi oksidasi, pada tahap
ini hidrogen diambil dari senyawa oleofin menghasikan radikal bebas. Keberadaan
cahaya dan logam berperan dalam proses pengambilan hidrogen tersebut. Radikal
bebas yang terbentuk bereaksi dengan oksigen membentuk radikal peroksi,
selanjutnya dapat mengambil hidrogen dari molekul tak jenuh lain menghasilkan
peroksida dan radikal bebas yang baru
Peroksida dapat mempercepat proses timbulnya bau tengik dan flavor
yang tidak dikehendaki dalam bahan pangan. Jika jumlah peroksida lebih dari 100
meq peroksid/kg minyak akan bersifat sangat beracun dan mempunyai bau yang
tidak enak. Kenaikan bilangan peroksida merupakan indikator bahwa minyak akan
berbau tengik.
Bilangan peroksida adalah nilai terpenting untuk menentukan
derajat kerusakan pada minyak atau lemak. Asam lemak tidak jenuh dapat
meningkatkan oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga membentuk peroksida.
Peroksida terbentuk akibat pemanasan yang mengakibatkan kerusakan pada minyak
atau lemak. Pada minyak goreng, angka peroksida menunjukkan ketengikan minyak
goreng akibat proses oksidasi serta hidrolisis.
Kerusakan lemak atau minyak akibat pemanasan pada suhu
tinggi (200-250 ̊ C) akan mengakibatkan keracunan dalam tubuh dan berbagai
macam penyakit misalnya diarhea, pengendapan lemak dalam pembuluh darah (artero
sclerosis), kanker dan menurunkan nilai cerna lemak.
Selain itu, peroksida dapat menyebabkan destruksi beberapa
macam vitamin dalam bahan pangan berlemak (misalnya vitamin A, C, D, E, K dan
sejumlah kecil vitamin B). Bergabungnya peroksida dalam sistem peredaran darah,
mengakibatkan kebutuhan vitamin E meningkat lebih besar. Padahal vitamin E
dibutuhkan untuk menangkal radikal bebas yang ada dalam tubuh.
Minyak goreng yang memiliki kadar peroksida tinggi
memiliki ciri-ciri yang khas, diantaranya. Jika dilihat secara kasat mata
minyak goreng tersebut cenderung berwarna coklat tua sampai kehitaman, jika
dibandingkan dengan minyak goreng yang kadar peroksidanya sesuai standar masih
berwarna kuning sampai coklat muda. Warna gelap pada minyak goreng disebabkan oleh
proses oksidasi terhadap tekoferol (vitamin E).
Minyak goreng dengan kadar peroksida yang sudah
melebihi standar memiliki endapan yang relatif tebal, keruh, berbuih sehingga
membuat minyak goreng lebih kental dari pada minyak goreng yang kadar
peroksidanya masih sesuai standar. Standar mutu menurut SNI menyebutkan
kriteria minyak goreng yang baik digunakan adalah yang berwarna muda dan
jernih, serta baunya normal dan tidak tengik. Bau minyak goreng yang memiliki
kadar peroksida melebihi standar, baunya terasa tengik, jika dicium, tingkat
ketengikan minyak goreng berbanding lurus dengan jumlah kadar peroksida.
Alat
Dan Bahan :
Alat
·
Neraca
·
Erlenmeyer asah
·
Buret
Bahan
·
Minyak
·
CH3COOH 96% - 100%
·
C2H50H 96%
·
CHCl3
·
KI
·
Aquadest
·
Kanji
·
Tio 0,02N
Prosedur
Kerja :
1.Ditimbang minyak 10 gram secara teliti dalam Erlenmeyer asah
2.Ditambahkan 30 mL larutan bilangan peroksida
3.Setelah larut ditambahkan KI 10 gram
4.Didiamkan selama 30 menit di tempat yang gelap sambil dihomogenkan setiap 5 menit
5.Ditambahkan 50 mL air bebas oksigen
6.Dititrasi dengan larutan tio 0,02 N menggunakan indicator kanji (a mL ) dibandingkan juga dengan blanko ( b mL )
Pengamatan :
volume sampel : 13,50 mL (a)
Volume Blanko : 0,20 mL (b)
Gram sampel : 10,0304 gram
Warna larutan sampel sebelum dititrasi : coklat
Warna larutan setelah titik akhir : tidak berwarna
Indikator : Kanji
Volume Blanko : 0,20 mL (b)
Gram sampel : 10,0304 gram
Warna larutan sampel sebelum dititrasi : coklat
Warna larutan setelah titik akhir : tidak berwarna
Indikator : Kanji
N tio :
0,02 N
Perhitungan :
Bil.peroksida = (volume
titrasi – volume titrasi blangko) X N tio X 8
Bobot sample
= (13,50Ml – 0,20ml) X 0,02 X 8
= (13,50Ml – 0,20ml) X 0,02 X 8
10,0304
= 13,30 X 0,02 X 8
10,0304
= 2,128
10,0304
=
0,2121 eq/gram
Kesimpulan :
Dari hasil
perhitungan, dapat disimpulkan bahwa bilangan peroksida dari sampel minyak
goreng adalah 0,2121 eq/gram
Daftar Pustaka :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar